Penggunaan energi utama di Myanmar bergantung kepada energi tradisional, yaitu kayu-bakar, arang, dan biomassa. Myanmar memiliki sumber EBT melimpah seperti Tenaga Air (di bagian Utara), Angin, Surya, Panas Bumi, biomassa, dan jenis lain (batubara). Tenaga air dan biomassa menyokong 67% konsumsi energi total. Biomassa yang biasa digunakan adalah kayu-bakar, arang, limbah pertanian dan kotoran binatang.
Rencana energi th 2030 berupa PLTU batubara 7.940MW (33% dari kapasitas terpasang 23.594MW), PLTA 38% (8.896MW), gas 20% (4.725MW), dan ET lainnya 9% (2.000MW) [Jan 2016: hanya ada 2 PLTU, yaitu di Shan State 120MW dan Tanintharyi 8MW, PLTA 69%, dan gas 29% terhadap kapasitas terpasang]. Hanya 33% penduduk Myanmar punya akses ke listrik, artinya sekitar 7,34juta (dari 10.88juta) belum teraliri listrik. Th 2030 diharapkan 100% penduduk terlistriki. MoU telah diteken dengan beberapa Firma untuk membangun 3 PLTS (550MW), 3 PLTB (2.380MW), dan satu PLTP (200MW).
Myanmar menerapkan sistem ekonomi baru berdasarkan ekonomi pasar guna meliberalisasikan perdagangan dan membuka kesempatan pendanaan oleh sektor swasta dengan cara mengundangkan Badan Penanaman Modal Asing dan prosedurnya pada tahun 1988. Akibat dari kebijakan ekonomi tersebut, pertumbuhan permintaan energi tumbuh amat pesat hingga 2003-2004, dan kemudian naik bertahap pada satu digit.
Kebijakan di sektor energi pada abad 21 adalah:
1) Mempertahankan kemandirian energi, 2) Pemanfaatan PLTA sebagai salah satu sumber vital kecukupan energi, 3) Memproduksi dan mendistribusi listrik lebih banyak guna pengembangan ekonomi, 4) Menghemat sumber non EBT uintuk kecukupan energi masa depan, 5) Mempromosikan penggunaan energi yang efisien dan melakukan konservasi energi, 6) Mencegah penggundulan hutan yang disebabkan oleh penggunaan kayu-bakar dan arang berlebihan.
AIR (PLTA)
Setidaknya ada 150 Dam (untuk PLTA dan irigasi saja) di Burma. Potensi PLTA di Burma: 100 GW (dari 4 sungai besar: Ayeyarwaddy, Thanlwin, Chindwin, dan Sittaung), dan terindikasi: 39 GW. MEPE (Myanmar Electric Power Enterprise) di bawah Kementerian Tenaga Listrik telah mengidentifikasi potensi PLTA yang terletak di 12 Negara Bagian (NB) dan 267 lokasi seperti NB Kachin (jumlah 39, daya 2.061 MW); NB Kayah (7, 3.909 MW); NB Kajin (21, 17.021 MW); NB Chin (22, 1.312 MW); NB Sagaing (21, 2.399 MW); Daerah Tanintharyi (14, 692 MW); Daerah Bago (11, 387 MW); Daerah Magwe (8, 123 MW); Daerah Mandalay (17, 3.482 MW); NB Mon (10, 292 MW); NB Rakhine (14, 247 MW); NB Shan (83, 7,699 MW).
Kapasitas terpasang total (2010) setidaknya 3.048,5 MW atau sekitar 7,8% dari potensi yang ada, di antaranya adalah PLTA Shweli I 600 MW (2008, di NB Shan, dekat desa Man Tat); Zawgyi I 18 MW (1997, Shan, Kota Yaksauk); Zawgyi II 12 MW (1998, Shan); Yeywa 790 MW (2010); Dapein I 168 MW (2005); Dapein II 240 MW (2006); Paunglaung Hulu 140 MW (2009); Paunglaung Hilir 280 MW (2005); Zaungtu I 20 MW (2000, daerah Bago); Baluchaung 48 MW (1960, 1992 rehab, Karenni); Sedawgyi 25 MW (1989, Mogok, daerah Mandalay); Mogok 4 MW (daerah Mandalay); Zawgyt 18 MW (Shan); Hopin 1,26 MW; Kinda 56 MW (1985, daerah Mandalay, kota Thazi); Baluchaung I 28 MW (Kayah); Ching Hkran 2,52 MW (Kachin); Nam Wop 3 MW (Shan); Nammyao / Lashio 4 MW (shan); Zi Chaung 1,26 MW (daerah Sagaing); Nam Hkam Hka / Mogaung 5 MW (Kachin); Nam Suang Ngaung / Kyaukme 4 MW (Shan); Thapanseik 30 MW (2002, daerah Sagaing); Paung Laung 280 MW (2004); Lawpita 192 MW (1992, Kayah); Monechaung 75 MW (2004).
Kapasitas terpasang total (2010) setidaknya 3.048,5 MW atau sekitar 7,8% dari potensi yang ada, di antaranya adalah PLTA Shweli I 600 MW (2008, di NB Shan, dekat desa Man Tat); Zawgyi I 18 MW (1997, Shan, Kota Yaksauk); Zawgyi II 12 MW (1998, Shan); Yeywa 790 MW (2010); Dapein I 168 MW (2005); Dapein II 240 MW (2006); Paunglaung Hulu 140 MW (2009); Paunglaung Hilir 280 MW (2005); Zaungtu I 20 MW (2000, daerah Bago); Baluchaung 48 MW (1960, 1992 rehab, Karenni); Sedawgyi 25 MW (1989, Mogok, daerah Mandalay); Mogok 4 MW (daerah Mandalay); Zawgyt 18 MW (Shan); Hopin 1,26 MW; Kinda 56 MW (1985, daerah Mandalay, kota Thazi); Baluchaung I 28 MW (Kayah); Ching Hkran 2,52 MW (Kachin); Nam Wop 3 MW (Shan); Nammyao / Lashio 4 MW (shan); Zi Chaung 1,26 MW (daerah Sagaing); Nam Hkam Hka / Mogaung 5 MW (Kachin); Nam Suang Ngaung / Kyaukme 4 MW (Shan); Thapanseik 30 MW (2002, daerah Sagaing); Paung Laung 280 MW (2004); Lawpita 192 MW (1992, Kayah); Monechaung 75 MW (2004).
PLTA yang akan dibangun: Myitsone 3.600 MW (2017); Chibwe 2.000 MW; Pashe 1.600 MW; Lakin 1.400 MW; Phizzaw 1.500 MW; Kuanglanphu 1.700 MW; Laiza 1.560 MW; Chibwe Creek 99 MW; Shwe Kyin 75 MW; Tarpein I 240 MW; Tarpein II 168 MW; Nam Myaw 4 MW; Shweli II 460 MW; Shweli III 360 MW; Thanlwin-Kunlong Hulu 2.400 MW; Mepan / Meipan 1,26 MW; TaSang 7.110 MW (2022); Kengtawng 54 MW; Kyaukme 4 MW; Dattawgyaing 36 MW; Kyeeon Kyeewa 75 MW; Buywa 60 MW; Nancho 40 MW; Paung Laung 280 MW; Thaukyegat I 150 MW (Kayin); Thaukyegat II 120 MW (Kayin): Kapaung 30 MW; Kunchaung 60 MW; Yenwe 25 MW; Kyauk Naga 75 MW; Hat Gyi 1.200 MW; Dagwin 792 MW; Tamanthi 1.200 MW: Weigyi 4.540 MW; Mobye 168 MW; Datawcha 28 MW; Tha Htay Chaung 111 MW (kota Thandwe); Ann Chaung 10 MW (kota Aan); Sai Din 76,5 MW (2014, Buthidaung); Laymro 500 MW; Shwesayay 600 MW; Taninthayi 600 MW; Htamanthi 1.200 MW; Nam Kok 42, 100 to 150 MW; Bilin 280 MW (Mon); Phyu 65 MW (daerah Bago); Bawgata 160 MW (Kayin).
- Perusahaan China meneken 18 proyek PLTA dengan pemerintah Myanmar sebagian ditempatkan di sungai Thanlwin.
- Tujuh PLTA berada di sungai Salween, salah-satunya adalah TaSang, proyek PLTA terbesar (7,1 GW) yang dikelola oleh CGGC (China Gezhouba Group Co.). Sementara, SinoHydro menandatangani MoU dengan pemerintah Burma dengan dana US$1miliar (Thai 50%, China 40%, dan Burma 10%) guna membangun PLTA Hat Gyi 1.200 MW sepanjang perbatasan Thai tahun 2006. Tahun 2007, Farsighted Group / Hanergy Holding group, dan China Gold Water Resources Co. menandatangani MoU dengan Burma untuk menambah proyek PLTA 2.400 MW di hulu sungai Salween. Tahun 2008, Sinohydro, CSPC (China Southern Power Grid Co.), dan China Three Gorges Project Co. juga menandatangani perjanjian kerjasama pengembangan PLTA di sungai Salween yang sebagian besar daya listriknya akan diekspor ke Thailand. Akan tetapi, tahun 2009 pembangunan PLTA Liuku di sungai Salween di provinsi Yunnan, China dihentikan, karena alasan dampak lingkungan.
- PLTA Shweli I, II, III di sungai Shweli di perbatasan China juga menerima dukungan China. YMEC (Yunnan Machinery & Equipment Import & Export Co) memulai proyek pada tahun 2004, kemudian bergabung dengan Yunnan Huaneng Lancang River Hydropower Development Co. dan Yunnan Power Grid Co., untuk membentuk YUPD (Yunnan Joint Power Development Co.) pada tahun 2006. YUPD membentuk Shweli River I Power Station Co. bersama dengan Burma menangani proyek Shweli I (BOT) membangun PLTA dengan kapasitas 400-600 MW yang diselesaikan th 2009.
- Di NB Kachin, beberapa perusahaan China terlibat dalam 7 PLTA sepanjang sungai N'Mai Hka, Mali Hka, dan Irrawaddy, dengan kapasitas terpasang 13.360 MW. China Power Investment Co. menandatangani perjanjian dengan otoritas Burma untuk membiayai 7 PLTA itu, dan CSPC.
PLTMH
Yang sedang beroperasi: Kattalu/Kyunsu 0,15 MW (daerah Tanintharyi); Kunhing 0,15 MW (Shan); Namlat / Kyaington 0,48 MW (Shan); Chinshwehaw 2x0,1 MW (Shan); Selu 0,024 MW (shan); Malikyun / Palaw 0,192 MW (Daerah Tanintharyi); Matupi / Namlaung 0,2 MW (Chin); Maing Lar 0,06 MW (Shan); Laiva 0,96-0,6 MW (Chin); Kunlon 0,5 MW (Shan); Lahe 0,05 (daerah Sagaing); Tui Swang / Tonzang 0,2 MW (Chin); Che Cahung / Mindat 0,2 MW.
PLTMH yang akan dibangun: Kunhein / Kunheng 0,15 MW; Kyaing Ton 0,48 MW; Watwon 0,5 MW.
BIOMASSA
Myanmar adalah negara agraris dengan populasi sekitar 54 juta (2005), dan 75% penduduknya tinggal di pedesaan dan melakukan aktivitas di pertanian desa. Total tanah di Myanmar yang ditutupi hutan seluas 51%. Energi utama di pedesaan dipasok 64% dari kayu-bakar, arang dan biomassa. Kayu-bakar digunakan sebagai masak-memasak di pedesaan bersama-sama dengan sejumlah limbah pertanian seperti tangkai kapas dan kulit kacang, tebu, biogas, jerami, sekam padi, biji wijen, dan daun kelapa sawit. Sebelumnya (1988-89) konsumsi kayu-bakar sekitar 80,46% dan secara bertahap menurun hingga 64% yang berbanding langsung dengan pertumbuhan populasi dan tidak langsung dengan adanya sumber energi lain seperti minyak mentah, gas alam, PLTA dan batu bara.
Efisiensi tungku masak ditingkatkan hingga 25%, kemudian pengusaha swasta dan lembaga pemerintah didorong untuk memanfaatkan bahan bakar batang dan briket dari bahan jerami, serbuk gergaji, dan debu arang ke skala komersial.
Di sisi lain, produksi sekam padi sekitar 20% dari 22 juta ton padi nasional per tahun. Beberapa penggilingan padi skala medium dan besar menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar PLTU. Sementara, penggilingan padi skala kecil menggunakan motor atau mesin diesel sehingga banyak menghasilkan sekam padi. Sistem yang ada ditingkatkan menggunakan teknologi gasifikasi sekam padi untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan sistem usulan NEDO (New Energy and Industrial Development Organization of Japan). Sekitar 10,7 MW dapat dihasilkan dari gas untuk sektor UKM.
Biogas
Pembangkitan biogas di pedesaan dari residu binatang didorong perkembangannya sebagai pengganti kayu-bakar di kawasan Myanmar Tengah. Limbah binatang diperkirakan sekitar 32 juta ton/tahun. Penggunaan biodigester mencegah penggundulan hutan dan sekaligus mengendalikan polusi guna memperbaiki standar sanitasi dan kesehatan, dan residu biodigester dapat digunakan sebagai pupuk.
Biodiesel
Myanmar adalah tempat pertumbuhan pohon jarak pagar terbesar yang menghasilkan 90% minyak jarak dunia. Pemerintah Myanmar mendorong pertumbuhan jarak pagar sebagai proyek nasional. Luas area pohon jarak pagar adalah 2 juta Ha (2008) dan pemerintah mencanangkan sekitar 3,2 juta Ha pada tahun 2010. Japan Bio Energy Development Co. Ltd. mengumumkan bahw produksi biofuelnya berasal dari minyak jarak pagar yang melakukan kerjasama dengan perusahaan Myanmar guna menjual biji jarak sekitar 5.000 ton/tahun termasuk mengekspor biofuel jarak pagar. Pabrik biodiesel skala pilot menghasilkan 30 gal/hari telah dibangun oleh MOST.
Bioethanol
Produksi molases / bagas dari industri gula baik dari pemerintah maupun swasta sekitar 122.500 ton/tahun. Bila 30% molases tersebut diubah menjadi ethanol, maka produksi ethanol sekitar 1,65 juta gallon. Pabrik ethanol anhydrous telah dibangun pada tahun 2004 dengan kapasitas 500-3.000 gal/hari.
SURYA
Potensi surya: sekitar 51.973,8 TWh/tahun atau sekitar 5,93 TW. pemanfaatan PLTS masih dalam tahap awal dan fase Litbang. Tenaga surya melimpah di kawasan Tengah Myanmar yang kering dengan intensitas radiasi lebih dari 5 kWh/m2/hari selama musim kemarau.
Tenaga surya dikenalkan di pedesaan untuk mengisi baterai dan pompa air untuk irigasi, sedangkan PLTS perlahan-lahan dikembangkan di Myanmar dengan daya yang amat rendah via diklat/Loka karya. Pelaksanaan Loka Karya tentang ET (PLTS, theori dan praktek, pemasangan dan perawatannya) tahun 2002 yang didanai oleh Ashden Trust (GBP5.000) membuka mata peserta Loka Karya tentang perlunya Energi Terbarukan di pedesaan di Birma yang terputus selama ini dari revolusi EBT, karena isolasi dari komunitas internasional selama bertahun-tahun. Peserta Loka karya sebanyak 13 peserta yang dilaksanakan di Myitkyina, kota Kachin di Utara Burma, dan 15 peserta lagi di Toungoo di Tengah Burma. Peserta langsung memasang 3 PLTS 33 Watt, Dua PLTS di Pusat pelatihan LSM Metta pedesaan di Alam, 27 km Utara Myitkyina dan pusat Shalom, 24 km Utara Myitkyina. PLTS yang ketiga dipasang di KLinik Thaw Thi Kho di Toungoo.
ANGIN
Potensi angin: 365,1 TWh/tahun atau 41,65 GW. Penggunaan PLTB masih dalam tahap awal dan taraf eksperimental. Lokasi yang menjanjikan adalah di derah pegunungan NB Chin dan Shan, daerah pesisir dan kawasan Myanmar Tengah. DMH (Department of Meteorology and Hydrology) dengan menggunakan sistem akuisisi modern mengevaluasi (1998) bahwa sumber PLTB potensial berada di bagian Barat Myanmar. MSTRD (Myanma Scientific and Technological Research Department) dari Kementerian Ristek, Departemen Fisika Universitas Yangon, DEP (Department of Electric Power), dan MEPE bekerjasama dengan NEDO melakukan studi dan kerja riset tenaga angin. Mereka menemukan daerah yang layak untuk memanfaatkan tenaga angin dengan mendirikan turbin angin, yaitu di beberapa titik di Myanmar Tengah dan di dataran rendah di Myanmar dengan laju angin sekitar 5,6-7,4 m/detik yang akan menghasilkan daya berkisar 55-225 kW.
PANAS BUMI
Sumber panas bumi di Myanmar cukup melimpah. Sekitar 93 lokasi telah diidentifikasi di seluruh negeri, dan 43 di antaranya diinvestigasi oleh MOGE (Myanma Oil and Gas Enterprise) dari Kementerian Energi dan MEPE yang bekerjasama dengan EPDC (Electric Power Development Co.) Jepang, dan Unocal dari AS. Dari sejumlah itu, 39 titik yang ditandai oleh Myanmar Engineering Society signifikan untuk dimanfaatkan menjadi PLTP di bagian Timur Myanmar. Beberapa di antaranya dekat Yangon. Ada air panas di Myanmar dengan temperatur air >57 oC yang berpotensi menjadi PLTP (Binary Cycle Power Plant Generation) (5,3-8,6 sen $/kWh). Menteri telah meneken MoU dengan fihak Firma guna menyelesaikan proyek PLTP 200MW.
NUKLIR
Studi penggunaan Tenaga nuklir sebagai energi alternatif sedang dilakukan. Rusia (Rosatom) bersedia memberikan teknologi nuklir ke Myanmar, tetapi Myamar belum memutuskan apakah PLTN sebagai preferensi atau opsi. Pertemuan Pokja Burma-Rusia (Rosatom) diadakan bulan Oktober 2016 di Nay Pyi Taw, guna mendiskusikan proyek litbang teknologi nuklir untuk tujuan damai khususnya di bidang kesehatan, pertanian, dan lingkungan, dan pengembangan SDM.
Deposit Uranium yang teridentifikasi di Myanmar dalam bentuk U3O8 (%) adalah di lokasi: Magway (0,0010-0,5600); Taungdwingyi (0,0010-0,1100); Kyaukphygon (Mogok) (0,0015-0,0055); Kyauksin (0,0020-0,0052); dan Paongpyin (Mogok) (0,0061-0,0068).
Ditulis oleh: Fathurrachman Fagi
No comments:
Post a Comment