Wednesday, December 28, 2016

Kondisi EBT di VIETNAM / Renewable Energy in Vietnam

Selama 2 dasawarsa terakhir Vietnam muncul sebagai produsen minyak dan gas alam di Asia Tenggara. Vietnam mendorong kegiatan eksplorasi dengan melibatkan perusahaan asing dan melakukan reformasi pasar guna memperkuat industri energi Vietnam, dan mengatasi naiknya konsumsi domestik sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang pesat, yaitu 9 % per tahun. Separuh dari konsumsi itu berasal dari minyak, sisanya adalah PLTA (20%), batubara (18%), dan gas alam (12 %). Batubara diekspor sekitar 11,6 juta ton (2005). Kilang minyak pertama Vietnam, Dung Quat, di provinsi Quang Ngai beroperasi th 2009 dengan kapasitas 6,5 juta ton minyak mentah per tahun, yang akan dinaikkan 10 juta ton pada tahun 2013-2014, dan juga akan menghasilkan produk-produk petrokimia. Kilang minyak kedua, Nghi Son, 200 km Selatan Hanoi di distrik Tinh Gia di provinsi Thanh Hoa diharapkan beroperasi tahun 2013. Kapasitas kilang ini sekitar 10-20 juta ton minyak mentah/tahun dengan dana US$6,3 miliar, menggunakan minyak mentah impor dari Kuwait. Kilang minyak lainnya yang kecil tapi beroperasi dengan baik adalah Cat Hai dekat kota Ho Chi Minh hanya berkapasitas 800 ribu barrel per hari. Sisa minyak mentah lainnya diekspor, dan sebagian BBM (diesel, bensin, dan solar) hasil kilang di luar Vietnam diimpor. Anehnya, impor BBM ini terus meningkat (10,4% per tahun) yang kemungkinan hingga 2020. Akan tetapi, cadangan BBM sudah diduga akan habis beberapa tahun lagi, contoh: minyak 27,5 th, gas alam 28,5 th, dan batu bara 4 th lagi.
Oleh karena itu, upaya pengembangan sumber energi lainnya seperti geothermal, biomassa, angin, surya, hidro, dan nuklir perlu dikembangkan lebih baik. Hal itu terindikasi dalam Rencana Kebijakan Energi ke 7 adanya: 1) Tambahan kapasitas 2011-2030; 2) daftar proyek untuk PLTA, PLTG dari gas dan batu bara; 3) Target energi terbarukan (EBT) dicanangkan 5% dari kapasitas total pembangkit listrik nasional yang difokuskan kepada angin, PLTMH, biomassa.

Produksi listrik di Vietnam semula amat lamban. Kemudian, pemerintah Soviet membantu 3 proyek, misalnya PLTU Pha Lai 500 MW di Provinsi Hai Hung, PLTA Tri An 300 MW di provinsi Dong Nai, dan PLTA Raksasa Hoa Binh di provinsi Ha Son Binh yang damnya disebut 'bendungan Aswan Asia'. Pemerintah memiliki rencana untuk menaikkan kapasitas pembangkit listrik total terpasang hingga 81 GW (2020), atau 9 kali kapasitas tahun 2004. EVN (PLN Vietnam) telah membuat skema untuk membangun 74 pembangkit listrik baru hingga 2020 yang di antaranya berupa 48 PLTA, salah satunya adalah PLTA Son La 2.400/6x400 MW, Son La (2010-2015) merupakan PLTA yang memiliki turbin hidraulik terbesar di Vietnam. Vietnam juga mempertimbangkan PLTN pada rancangan bauran energi Vietnam.
Energi terbarukan akan menyumbang 5% dari jaringan listrik nasional pada tahun 2020. Menurut para ahli, Vietnam memiliki potensi besar dalam diversifikasi energi terbarukan seperti PLTA, PLTMH, PLT Biomassa, PLTS, PLTB, PLTP, PLTAL (Energi Tidal). Akan tetapi, semua energi tersebut belum sepenuhnya dan belum efektif dieksploitasi, misalnya: 70% rumah-tangga menggunakan energi biomassa hanya untuk memasak.

PLTA

Kebutuhan listrik Vietnam meningkat sejak dikenalkan kebijakan Doi Moi 1986 (renovasi ekonomi pasar berorientasi sosialis). Perusahaan swasta diijinkan bahkan didorong dalam produksi komoditi industri dan pertanian oleh Partai Komunis Vietnam yang erat kaitannya dengan reformasi ekonomi China. Saat itu (1994) pemadaman listrik terjadi di Selatan dan di Tengah Vietnam. Oleh karena itu, transmisi 500KV jaringan listrik Utara-Selatan segera dibangun, maka sejak itu pemadaman dapat diatasi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi makin meningkat sehingga kebutuhan energi nasional perlu ditingkatkan. Di Provinsi Binh Thuan 2 PLTA (Hamthuan 300/2x150 MW dan Dami 175/2x87,5 MW), dan fasilitas lain seperti irigasi untuk pertanian dibangun di sepanjang sungai La Nga dan sungai Dami guna meningkatkan pembangunan ekonomi di daerah itu. Rencana Induk Sektor Energi (RISE) IV (1996-2000) menampilkan kapasitas pembangkit listrik dari 4,435 MW hingga 19,000 MW, sedangkan RISE VI (2006-2015) merencanakan peningkatan kapasitas PLTA dari 1,357 MW hingga 42,000 MW dengan upaya membangun pembangkit listrik baru, dan PLTA lebih diprioritaskan dalam RISE.

Potensi PLTA Vietnam: di atas 42 GW. PLTA Terpasang: 10.140 MW.
Binh Dien 48/2x24 MW, Thua Thien-Hue (2008); Can Don 72/2x36 MW, Binh Phuoc (2007); Da Nhim-1 80/4x40 MW, Ninh Thuan (1963/1964, 2003 direhab); Hoa Binh 1920/8x240 MW, Hoa Binh (1988/1994), 74 km Barat Daya Hanoi, PLTA terbesar di Asia Tenggara; Ho Nui Coc 1890/3x630 MW, Thai Nguyen (2010); Na Hang (Tuyen Quang / Dai Thi) 342/3x114 MW, Tuyen Quang (2008), PLTA terbesar kedua di Utara Vietnam; Se San-3 260/2x130 MW; Se San-3A 108/2x54 MW, Gia Lai (2006-2007); Se San-4 360/3x120 MW, Gia Lai (2009-2010); ; Srok Phu Mieng 51/2x25,5 MW, Binh Phuoc (2006); Thac Ba 120/3x40 MW; A Vuong 210/2x105 MW, Dai Ninh 1200/4x2x150 MW, Yen Bai (1971-1972), PLTA pertama Vietnam dibangun dengan bantuan dana dan peralatan dari Rusia (1971-1972, setelah berulang kali diganggu serangan udara AS); Thac Mo 150/2x75 MW, Binh Phuoc (1995); Yali Falls 720/4x180 MW, Gia Lai (2000-2001), PLTA terbesar kedua di Vietrnam, 70 km dekat perbatasan Kambodja; Ban Ve Hydro 320 MW, di sungai Ca, Provinsi Nghe An Tengah, keseluruhan proyek dibangun oleh Vietnam; Quang Tri 64/2x32 MW; Buon Kuop 280/2x140 MW; Buon Tuasrah 86/2x43 MW; Song Ba Ha 220/2x110 MW; Binh Dien 44/2x2 MW; Vinh Son 66/2x33 MW; Song Hinh 64/2x32 MW; Pleikrong 100/2x50 MW; Za Hung 30/2x15 MW; Song Con 60/3x20 MW; .
PLTA sedang dibangun: KrongHNang 64/2x32 MW; Srepok-3 220/2x110 MW; Srepok-4 80/2x40 MW. Perusahaan Cavico Corp membangun PLTA hilir Tan My 6 MW, Provinsi Ninh Tuan, desa Phuoc Tan. Cavico juga menyelesaikan konstruksi PLTA Dong Nai-3 180 MW (EVN) pada sungai Dong Nai di Provinsi Dac Nong. PLTA Dong Nai-4 340 MW di Provinsi Lam Dong, sedang dalam tahap konstruksi, EVN mendanai hingga US$301 juta. Proyek lain yang dibangun EVN adalah PLTA A Luoi 170 MW pada sungai A Sap di Provinsi Thua Thien Hue. Konstruksi PLTA Lai Chau 1.200 MW diresmikan Jan 2011 di Provinsi Lai Chau oleh EVN yang akan menelan dana US$1,8 miliar dan akan beroperasi tahun 2017. Oktober 2010, EVN menunjuk Sinohydro Corp. Ltd. untuk melakukan pekerjaan sipil dan engineering pada PLTA Song Bung-4 156 MW di sungai Song Bung di Provinsi Quang Nam dengan memberikan dana US$ 92,7 juta, dan diharapkan selesai pada tahun 2013. PLTA Song Bung-2 di sungai Vu Gia-Thu Bon, Provinsi Quang Nam, menelan biaya US$183juta yang diharapkan selesai tahun 2014.
Menteri Pertanian dan Pengembangan Desa mengembangkan tandon irigasi Ngan Truoi 20 MW di Provinsi Ha Tinh dengan biaya US$167 juta (24 bulan).

Vietnam termasuk negara Asia yang langka menerapkan penyimpanan tandon air atas bawah. Maksudnya adalah bila terjadi beban kurang pada PLTA (listrik berlebihan) air di tandon bawah dipompa ke atas untuk mengisi tandon atas. Bila terjadi beban puncak air di tandon atas mengalir ke tandon bawah menggerakkan turbin yang berguna untuk menaikkan daya. Hal itu terjadi pada turbin jenis Francis yang berfungsi ganda, turbin bolak-balik/generator, sebagai pompa atau generator. Proyek 1,500 MW yang akan dilakukan di Provinsi Son La dimulai pada tahun 2013, dan akan beroperasi tahun 2018.
Perusahaan konsorsium Tianjin Alstom Hydro Co. (pemasok peralatan listrik PLTA) dan Hydrochina Zhongnan Engineering Corp. membangun PLTA Huoi Quang 520/2x260 MW dengan kontrak US$65 juta. Turbin pertama akan beroperasi pada tahun 2014, sedangkan turbin kedua akan beroperasi pada tahun 2015. Vietnam menerima bantuan teknik dan keuangan dari Bank Dunia untuk pembangunan PLTA Trung Son. 

Sekitar 60 PLTA akan dibangun dengan kapasitas antara 54 MW hingga 2.400 MW di sungai-sungai kawasan Tengah Vietnam hingga 2020.  Hal itu belum termasuk ratusan PLTA lebih kecil di provinsi Tengah yaitu 80 PLTA di Kon Tum, 57 di Quang Nam, dan 64 di Dak Nong. Itu membuktikan bahwa PLTA dibangun secara besar-besaran, tetapi perhatian terhadap lingkungan dan sosial diabaikan begitu saja. Misalnya pada proyek PLTA Tra Xom, distrik Vinh Thanh, provinsi Binh Dinh, hutan lindung terpotong, dan 80% sawah dan ratusan Ha tanaman lenyap. Masih ada 11 PLTA skala besar lainnya di provinsi in sedang dibangun/telah disetujui untuk dibangun termasuk Vinh Son-2, 3, 4, 5, dan Nuoc Luong yang akan menelan 1000 Ha hutan. Di Provinsi Quang Nam, 10 PLTA skala besar dibangun di Sungai Vu Gia dan Thu Bon, dan puluhan lainnya di berskala menengah dan kecil sedang disurvey, dan sekitar 10.000 Ha hutan akan lenyap.

Provinsi Quang Nam: 62 proyek sudah dilisensi; Provinsi Thua Thien-Hue:11 proyek di sungai Huong dan 12 PLTA kecil lainnya; Provinsi Binh Dinh: 7 proyek dilisensi dan 20 lainnya diserahkan 2008; Provinsi Gia Lai: 7 proyek skala besar dan 113 proyek menengah-kecil termasuk 12 sudah beroperasi; Provinsi Dak Nong: 3 sedang dibangun dan 70 berskala menengah-kecil dengan 26 sudah beroperasi.
PLTA Thuong Kon Tum 220 MW rencana selesai 2014. PLTA Trung Nam 70 MW, sungai Da Dang, distrik Di Linh, provinsi Lam Dong. PLTA ke 3 di sungai Dong Nai (pertengahan 2012).


PLTMH

Survei terakhir menunjukkan ada potensi sekitar 1.000 lokasi PLTMH dengan total kapasitas sekitar 7.000 MW (7 GW). Vietnam mampu mendapatkan 550 MW dari PLTMH pada akhir 2010 dan biomassa.

BIOMASSA

Potensi biomassa: 1,6 GW. Vietnam telah mengembangkan PLT biomassa sekitar 800 MW atau 2% dari total kapasitas pembangkit listrik nasional. Pertanian memegang peran penting dalam aktivitas produksi, sehingga menghasilkan banyak sekali limbah. Energi biomassa diperkirakan sekitar 90% dari konsumsi energi domestik yang berupa kayu, limbah pertanian (jerami, sekam, batang jagung, ubi kayu dll), limbah binatang dan arang. Biomassa digunakan sebagai energi listrik di pabrik gula. Sebagai energi panas digunakan di industri bahan bangunan (bata, atap beton, dll), porselen, industri makanan (industri tahu, industri mi, warung makan, dll) dan proses pengolahan industri pertanian (gula, pengeringan teh untuk kebutuhan domestik dan ekspor, dll), dan kompor (tripod stoves).
Bahan bakar biomassa adalah sumber amat penting untuk industri kecil dan kuliner di daerah pedesaan. Vietnam identik dengan makanan yang lezat, misalnya bakpau, masakan kepiting, ikan tilapia, lumpia/spring roll, dll. yang membutuhkan energi pembakaran. Kompor biomassa serius dikembangkan di Vietnam.
Kawasan alami Vietnam berupa hutan sekitar 35%, dan pertanian sekitar 28,5% yang terletak di muara sungai Merah di Utara dan muara sungai Mekong di Selatan. Konsumsi energi Vietnam termasuk rendah di kalangan negara berkembang yang setara 210 kg minyak per kapita/tahun (2000).

Sumber biomassa Vietnam berasal dari
limbah kayu & kayu bakar (juta ton) : kayu/1,6 (serbuk gergaji/0,3 dan chip/1,3; kayu bakar/12,4.

Limbah tanaman (juta ton): 1) limbah pertanian: jerami/64,7;pucuk/batang tebu/1,7; kulit kacang/0,12; daun, batang, dan bonggol jagung/5,8; batang ubi kayu/1,25; batok dan daun kelapa/5; dll. 2) limbah industri pertanian: sekam padi/6,8; bagas, kulit ubi kayu, kulit kacang, kulit biji kopi/0,28 dll.

Biogas dari Limbah Ternak (juta m3): Babi/634, sapi/460, dan kerbau/446.
Potensi dari biomassa: 1,600 MW (2010) yang berupa Jerami/690 MW, Sekam padi/ 378 MW, bagas 282 MW. Pemanfaatan limbah padi diperkirakan berada di muara sungai Mekong (Kien Giang, An Giang, Can Tho, Dong Thap, Long An, Soc Trang). Total produksi padi (2010): 18 juta ton/tahun, dan sekam padi 25% atau 4,5 juta ton/tahun.
Pemanfaatan bagas di boiler pabrik gula adalah di pabrik gula Tuy Hoa, Ea Knop, Khanh Hoa, Binh Duong, La Nga, Bourbon-Tay Ninh, dan Hiep Hoa.

PLT Biomassa dari sekam padi 40 MW di kota Phong Chau di distrik Phu Ninh disetujui pemerintah dengan dana investasi US$60juta yang beroperasi 2013. Vietnam menghasilkan 7,52 juta ton sekam padi tahun ini yang setengahnya berasal dari kawasan muara sungai Mekong. Bank Dunia mengharapkan sekitar 1,5 juta ton sekam padi per tahun untuk menghasilkan listrik sekitar 1, 2 miliar kWh. PLT sekam padi lainnya di Tien Guang 5 MW yang beroperasi tahun 2013.

Hau Giang Power Plant bekerjasama dengan perusahaan Malaysia CHE Group membangun 20 PLT Biomassa (masing-masing 10 MW) dengan investasi sekitar USD 600juta yang berbahan bakar sekam padi dan proyek itu akan selesai th 2018. CHE Group bermitra dengan Torftech Ltd (UK) (TORCHE Energy Sdn Bhd sebagai kontraktor utama) dan ERK / Eckrohrkessel GmBh (Jerman).

TPA (Landfill)
Perusahaan energi Jerman / EON & Perancis / Bionersis, memulai proyek energi bersih di TPA Nam Son dekat Hanoi dengan memanfaatkan gas methan dari sampah 3.000 ton per hari dari 3,5 juta penduduk Hanoi menjadi energi listrik 5 MW.

Biogas
PLTG (Biogas) dibangun di Ninh Binh dengan kapasitas 3/2x1,5 MW, biogas dari limbah kotoran ayam yang akan beroperasi th 2014.
Limbah hasil cucian fermentasi tetes tebu, sekitar 675 m3/hari, dapat menghasilkan etanol dan energi listrik sebesar 3/2x1,5 MW yang akan beroperasi th 2015/2016.

Biofuel
Srategi Pengembangan biofuel di Vietnam hingga 2015 dan visi 2025 berdasarkan keputusan 177/QD-TTg; 1) 2010: penguasaan teknologi dan pemilihan bahan baku; 2) 2011-2015: R&D perbaikan teknologi dan produktivitas, berpengalaman dengan B5 dan E5 dan diklat SDM; 3) Visi 2025: perbaikan teknologi sesuai standar dunia, komersialisasi industri biofuel mengganti 5% total kebutuhan bensin dan diesel.


Bioetanol

Pabrik bioetanol lokal Dong Xanh terbesar di Vietnam (menyerap 300 pekerja lokal) telah diresmikan tanggal 2 April 2011 lalu yang juga merupakan salah satu pabrik bioetanol terbesar di Asia Tenggara. Pabrik itu memproduksi bioetanol dengan kapasitas 100.000 ton/tahun yang setara 125 juta liter bensin dengan bahan baku sekitar 1.000 ton ubi kayu per hari dari 20.000 petani. Pabrik ini memperkaya industri di distrik  Dai loc di provinsi Quang Nam. Saat ini, bensin E5 sudah tersedia di mana-mana di Vietnam, bahkan akan diekspor ke negara-negara lain.

NUKLIR

Akhirnya, DPR Vietnam Nov 2016 mengambil keputusan menghentikan rencana pembangunan PLTN dengan Rusia dan Jepang setelah mendiskusikan proposal pemerintah Vietnam dengan alasan ekonomik/keuangan bukan pertimbangan teknologi. Investasi proyek tsb telah meningkat 2 kali lipat dibanding th 2009 hingga mendekati 18miliar USD.


Sebelumnya, negosiasi antara Vietnam dan Jepang untuk 2 PLTN sedang berjalan termasuk persetujuan kredit untuk membangun PLTN dari Jepang. Lokasi kedua PLTN itu telah disetujui oleh Menteri Perdagangan dan Industri. Sementara, laporan studi kelayakan konstruksi PLTN 1 sedang disiapkan, sedangkan untuk PLTN 2, pemerintah Jepang setuju memberikan US$25 juta dalam bentuk bantuan dana hibah untuk mendokumentasi proyeknya. EVN adalah pemilik proyek kedua PLTN itu, dan telah berkonsultasi dengan IAEA tentang keselamatan PLTN tersebut. Vietnam juga telah mengirim para mahasiswa untuk belajar/training seputar PLTN ke luar negeri terutama ke Rusia, Jepang, Korea Selatan dan Perancis. Pembangunan PLTN 1 akan dimulai tahun 2014, dan diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2021 sedangkan PLTN 2 akan dilaksanakan pada tahun berikutnya dan akan beroperasi pada tahun 2022.

Kompleks PLTN pertama akan dibangun dengan daya hingga 4.000 MW (Ninh Thuan1-1/2020, 1-2/2021, 1-3/2024, 1-4/2025, desain VVER 1000 MWe, buatan Rusia, dengan lokasi di Phuoc Dinh). Puluhan Staf Ninh Thuan 1 dilatih di Rusia. Bahan bakar akan dipasok dari Rusia dan bahan bakar bekasnya kembali ke Rusia untuk diproses-ulang.

Empat PLTN (4000 MWe) lainnya berlokasi di Vinh Hai dengan mengadopsi desain Jepang Gen.III (Ninh Thuan 2-1/2020, 2-2/2022, 2-3/2026, 2-4/2027). Seribu staf teknisi Ninh Thuan 2 dilatih di Jepang. Vietnam akan membangun 8 PLTN hingga tahun 2031 di lokasi yang tidak mungkin dilanda oleh gempa bumi dan tsunami. Vietnam masih berencana akan menambah 15.000 MWe (15 PLTN lagi) sesudah th 2030 di 8 tapak di 5 provinsi. Atomstroyexport (Rusia), Westinghouse (AS), EdF (Perancis), KEPCO (Korsel), China Guangdong Nuclear Power Group (CGNPC), dan Jepang (Mitsubishi, Toshiba, Hitachi) terlibat dalam proyek itu.

Tambang uranium berada di provinsi Quang Nam Tengah yang diduga cebakan uranium sekitar 8.000 ton. Kanada telah diminta membantu mengkaji prospeknya.

SURYA

Potensi PLTS Vietnam cukup memadai yaitu sekitar 4,3 kWh/m2, dan rerata 2.000 jam sinar matahari per tahun. Artinya, Vietna mampu memiliki PLTS setidaknya 5GW per tahun dari tahun 2020. Akan tetapi, pengetahuan SDM di bidang ini lemah dan kurang jumlahnya, menyebabkan pemerintah dan Bank-bank terkesan kurang mendukung pengembangan PLTS di DN. Hal itu mengganggu investasi.

Pengembang, Thien Tan Investment & Construction Joint Stock Co., menginvestasikan dana ~US$40,05juta guna membangun PLTS Duc Minh 19,2MW (COD juli 2016) di Kab. Mo Duc, Prov. Quang Ngai seluas 24Ha.Vietnam masih merencanakan PLTS 1GW, di Prov. Ninh Thuan (Tengah Selatan).

Sebelumnya, pemerintah mengembangkan PLTS di 174 rumah, pusat kesehatan, stasiun pengelolaan hutan, sekolah-sekolah, kantor perbatasan dan bea cukai di Thieng Lieng hamlet di distrik Can Gio. Pengembangan proyek pemanas air justru menunjukkan pertumbuhan yang pesat hingga 200%/tahun, meski tabung pemanas diimpor dari China. Perusahaan Dagang dan Energi Tuan An menginvestasikan 2 juta Dong untuk membangun PLTS di distrik Binh Tan di kota HCM dengan kapasitas 70 kW/hari. Perusahaan Amerika First Solar diberi lisensi membangun pabrik panel surya (CdTe) di Industrial Park Dong Nam (342 Ha, sekitar 25 km Utara Ho Chi Minh) Vietnam dengan total investasi US$ 1 miliar. Pabrik itu akan memproduksi modul 250 MW/tahun pertengahan 2012 dari 4 jalur produksinya yang dapat ditingkatkan di masa depan, dan berencana pula merakit modul 3 MW pada atap-atap pabrik. Philips (Perusahaan elektronik Belanda, VTD) juga membangun pabrik lampu LED. Perusahaan Vietnam, Red Sun meningkatkan produksi sel suryanya di provinsi Long An.

ANGIN

Potensi PLTB di vietnam: theoritis di atas 500 GW, secara realistik di atas 110 GW, secara ekonomi kemungkinan di atas 10 GW. Saat ini Vietnam telah mengembangkan PLTB 1,2 GW, yaitu sekitar 3% kapasitas energi total Vietnam, tambahan (Des 2015) 52 proyek telah ditetapkan dengan daya 4252MW (agar menjadi 6% listrik total),  dan diharapkan 6,2 GW pada tahun 2030. Survei menunjukkan bahwa sekitar 28.000 km2 mempunyai laju angin rerata di atas 7 m/detik pada ketinggian 65 m di atas permukaan laut. Survei Bank Dunia juga menyebutkan bahwa potensi PLTB Vietnam berada di atas Thailand, Laos, dan Kambodja, yaitu di atas 513 GW atau 200 kali produksi PLTA Son La, PLTA terbesar di Asia Tenggara, atau 10 kali prakiraan energi nasional tahun 2020. Potensi terbesar PLTB berada di provinsi Ninh Thuan, Binh Thuan, Tra Vinh dan Soc Trang dapat mencapai 0,8 GW.

PLTB Phuong Mai-3 berkapasitas 55 MW, adalah PLTB pertama di Vietnam yang berlokasi di Zone ekonomi Nhon Hoi di Provinsi Binh Dinh Tengah. PLTB itu dibangun di atas tanah 140 Ha dengan investasi US$ 35,7 juta oleh perusahaan Central Region Wind Power JS. PLTB ini memiliki 14 turbin, 14 transformer  dan dapat memasok lebih dari 55 juta kWh/tahun.

Perusahaan berkedudukan di Swiss Aerogie Plus membangun 2 sistem: PLTB+PLTD di pulau Con Dao, di Provinsi Ba Ria, Selatan Vietnam - Vung Tau, dengan investasi 20 juta Euro yang beroperasi tahun 2010.

Perusahaan Vietnam Renewable Energy JS membangun PLTB Tuy Phong di atas tanah 1.500 Ha di distrik Tuy Phong, Provinsi Binh Thuan Tengah yang akan dihubungkan ke jaringan listrik nasional dengan kapasitas awal sekitar 7,5 MW.

Cavico Transport Corp. membangun PLTB Cau Dat di kota Da Lat, provinsi Lam Dong Tengah dalam pola kontrak BOO di atas tanah 2 Ha, berkapasitas 30 MW dan 20 turbin angin dengan investasi US$57juta. PLTB ini beroperasi Juni 2011.
Perusahaan Jerman Fuhrlander membangun pabrik turbin angin pertama di Vietnam dengan investasi US$25juta di pesisir provinsi Binh Dinh Tengah yang pada awal produksi akan memasok turbin 1,5 MW yang kemudian akan ditambah lagi 2,5 MW. Lima turbin akan dipasang pada PLTB pertama, kemudian ditambah 15 turbin lagi hingga mencapai kapasitas 30 MW.

Perusahaan Enfinity berkedudukan di Belgia akan membangun PLTB 124,5 MW di Provinsi Ninh Thuan di atas tanah 553 Ha di distrik Thuan Nam dan Ninh Phuoc dengan dana investasi US$251juta. Semula ada 3 proyek yang diusulkan Enfinity ke pemerintah, yaitu PLTS 282 MW (560 Ha) dan 2 PLTB dengan total 240 MW, tetapi yang disetujui hanya PLTB 124,5 MW, 2 proyek lainnya ditunda.
Lebih dari 20 PLTB lainnya sedang dibangun dengan proses yang lamban, karena biaya yang amat tinggi, dan akan menyumbang listrik sekitar 20 GW.

GEOTERMAL (PANAS BUMI)

Potensi: 400 MW. Lebih dari 300 sumber panas bumi pernah tercatat dengan suhu di atas 105oC. Kawasan potensial itu terletak di Barat Laut Vietnam, Timur Laut, Dataran Bacbo, dan Utara Tengah. Sementara di Selatan Tengah mampu memberikan air panas 140-180oC yang cocok untuk dikembangkan menjadi PLTP seperti di Le thuy (Quang Binh)(19,2-21,9 MW), [Mo Duc, Nghia Thang (Quang Ngai)] (16,7-18,7 MW), [Hoi Van (Binh Dinh), Tu Bong, dan Danh Thanh (Khanh Hoa)] (13,3-17,3 MW).
Studi kelayakan pernah dilakukan di Thach Tru, distrik Mo Duc (2004), Provinsi Quang Ngai dengan kapasitas terpasang 21,4 MW (US$38,84juta) yang berlokasi di pegunungan agar tidak mengganggu penduduk. Pada tahun 2008, perusahaan Ormat AS meminta lisensi untuk membangun 5 PLTP di Lethuy (Quang Binh), Mo Duc, Nghia Thang (Quang Thai), Hoi Van (Binh Dinh), dan Tu Bong (Khanh Hoa) dengan kapasitas total hingga 150-220 MW, tetapi pembangunan konstruksi belum dilakukan, karena EVN membeli produk listriknya dengan harga rendah dan daya saing belum realistis.

ENERGI TIDAL (ARUS LAUT)

Negara berkembang di Asia yang mendapat keuntungan dari energi tidal adalah Vietnam, Filipina, Korea, Indonesia, India, dan China. Turbin paling efisien untuk PLTAL adalah bentuk helik/Gorlov (35%) yang sudah dapat bergerak pada laju air laut serendah 0,6 m/detik. Pada laju 8 ft/detik (2,44 m/detik) power yang diperoleh sekitar 2100 Watt (2,1kW) dengan biaya pemasangan ( US$/kW) PLTAL kira-kira 1/10 kali PLTS atau 1/5 PLTB. Informasi studi energi tidal di Vietnam belum ada.


Ditulis oleh: Fathurrachman Fagi

No comments:

Post a Comment